Judul:
Sang Patriot – Komik Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (1), Sang
Patriot – Hijrahnya Si Damarwulan (2), Sang Patriot – Wingate Action (3)
Penulis:
Irma Devita
Ilustrator:
Aan Budi Sulistyo
Penerbit:
Inti Dinamika Publishers
ISBN:
978-602-14969-1-6, 978-602-14969-3-0, 978-602-14969-4-7
Tahun
terbit: 2015
Jenis
komik: hitam-putih
Jumlah
halaman rata-rata: 60 halaman
Ukuran
luas halaman: 15 cm x 21 cm
Pada
halaman 6 – 7 buku ke-2, terdapat percakapan antara Mas Roro Roekmini Sroedji (Rukmini) dengan suaminya Letkol (Inf) Mochammad Sroedji. Sroedji
menceritakan kepada istrinya mengenai perjanjian gencatan senjata Renville yang
dilakukan di atas kapal USS Renville pada tanggal 17 Januari 1948 antara Indonesia
yang diwakili perdana menteri Amir Syarifuddin dan Belanda yang diwakili Abdul
Kadir Wijoyoatmojo.
Rukmini
selalu bisa mengimbangi topik percakapan suaminya, seorang pemimpin pasukan
pejuang. Ia perempuan cerdas yang rela meninggalkan cita-cita besarnya menjadi
seorang master in de rechten (ahli
hukum) demi mendukung perjuangan suaminya.
Usai
perbincangan dengan suaminya di sebuah rumah di Gurah, Kediri mengenai
perjanjian Renville itu, ia harus merelakan suaminya pergi, memimpin pergerakan
dari Besuki menuju Tulungagung, Kediri, Wlingi, Kepanjen, dan Blitar. Perintah
atasan – Kolonel Sungkono (Panglima Divisi I Jawa Timur) untuk kepentingan
negara, harus dijalankan meskipun persalinannya tinggal menghitung hari.
Trilogi komik Sang Patriot ini menghadirkan rasa mencekam, heroisme, dan romantisme saat membacanya.
Sama seperti novelnya. Saya pernah membaca novel yang juga ditulis oleh penulis
yang sama. Ulasannya bisa Anda baca di tulisan berjudul Mutiara di Kedalaman Hikmah Sang Patriot. Bedanya, trilogi komik Sang Patriot
ini menampilkan visualisasi yang menguatkan penyajian cerita. Kisah pertempuran
demi pertempuran, tindakan operasi yang dilakukan Letkol dr. RM. Soebandi, dan eksodus
besar-besaran misalnya, jadi terlihat lebih hidup. Cocok menjadi bacaan segala
usia.
Sroedji
yang berani memiliki latar belakang sebagai lulusan HIS, Ambachtsleergang, dan sekolah pemberantasan malaria. Ia lahir di Bangkalan Madura dari keluarga
pedagang. Kecerdasan yang dimilikinya membuatnya bisa mengenyam pendidikan di
sekolah Belanda atas bantuan seorang kerabat. Sroedji adalah sosok pemimpin yang
disegani kawan dan ditakuti lawan. Ia mengepalai ribuan pasukan dalam melakukan
perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada era 1942 – 1949.
Tujuannya satu: Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh.
Melalui
trilogi komik Sang Patriot ini, membaca sejarah bisa jadi lebih asyik, sesuai
dengan yang diharapkan penulisnya. Penulisnya: Irma Devita yang saya sapa Kak
Irma ini memang mengharapkan banyak orang tertarik dan belajar sejarah melalui penyajian yang menarik. Ibu satu anak yang
juga berprofesi sebagai notaris ini sebelumnya telah menulis beberapa buku
hukum praktis.
Buku
ini, bisa dibilang keluar dari jalur hukum yang selama ini dipelajarinya. Kak
Irma tak main-main dalam mengerjakannya. Ia mengumpulkan fakta sejarah mengenai
perjuangan Sroedji, kakeknya. Bagaimana
perjuangan Kak Irma dalam mengumpulkan bahan untuk novel dan trilogi komik ini
bisa dibaca dalam tulisan saya yang berjudul Perempuan Pewarna Sejarah (tulisan ini pernah dimuat di rubrik
Opini, Harian Fajar).
Sekarang,
Kak Irma bisa bernafas lega. Janji yang pernah diikrarkannya di dalam hati –
bahwa ia akan menulis sejarah kakek dan neneknya telah terlunasi dengan sangat
baik. Saat masih kanak-kanak, Kak Irma pernah “berjanji” kepada neneknya untuk
menuliskan kisah heroik dan romantisme kakek dan neneknya ke dalam sebuah buku.
Kini, bukan hanya satu buku. Kak Irma telah menyelesaikan 4 buku sebagai
baktinya. Bakti kepada kakek, nenek, dan sekaligus kepada bangsanya.
Salut
buat Kak Irma. Semoga semua ini bernilai ibadah di sisi Allah, ya, Kak. Dan
semoga segala urusan terkait penetapan kakek Sroedji sebagai pahlawan nasional
bisa lancar dan beliau bisa ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai
pahlawan nasional dalam tahun ini. Mudah-mudahan trilogi komik Sang Patriot ini
bisa menjadi penunjang mata pelajaran muatan lokal di Jember. Dan ... saya
sangat berharap ada produser yang mau memproduksi film Sang Patriot. Pasti keren,
deh kalau trilogi ini difilmkan. Barakallahu,
Kakak cantik, semoga sehat selalu, senantiasa bahagia, dan terus berkarya.
Makassar, 21 Januari 2016
Bagaimana
mendapatkan trilogi komik ini? Waktu saya tanyakan, Kak Irma bilang: ‘Silakan
kirim e-mail ke sangpatriot1945@yahoo.com”.
Wah semoga segera di sunting sama sineas perfileman. Saya turut mendoakan biar bisa ikut nonton filmnya
ReplyDeleteIya Mbak Windah. Saya saja suka mengkhayalkan kalau Sang Patriot ini jadi film ... wuiih pasti keren sekali.
DeleteAamiin.
DeleteWaaa pengeeen, email ah
ReplyDeleteSegera kirim e-mail, Jiah :)
Deletepasti keren
ReplyDeleteBetul sekali
Deletewah jadi pengen baca. ini belinya bisa di gramed kah mas ?
ReplyDeleteseru kali ya baca novel tentang perjuangan
Seru. Yang ini komik. Novelnya bisa juga dipesan di penulisnya: ada di baris paling bawah dari tulisan di atas: ‘Silakan kirim e-mail ke sangpatriot1945@yahoo.com”.
DeleteOh sistimnya pre order gitu ya ka ? waaah maap aku salah panggil ya
DeleteHihi gpp, sudah banyak yang salah panggil.
DeleteIya, mesti pesan dulu.
Wah keren ya mbak...semoga saja ada produser film yang tertarik, jadi bisa tayang deh, hehee...
ReplyDeletePasti keren kalau difilmkan :)
DeleteWah keren ya mbak...semoga saja ada produser film yang tertarik, jadi bisa tayang deh, hehee...
ReplyDeleteSemoga :)
Deletesaya baru tahu mba Niar punya blog ttg resensi buku :)
ReplyDeletemembaca sejarah lewat komik pastinya memang lebih mengasyikan ya, anak2 juga pasti suka :)
Ceritanya saya pengen serius meresensi buku, Mbak Santi. Kenyataannya malah jarang diisi hehehe.
DeleteWah bakalan seru tuh kayanya, kalau dilihat dari sampulnya sudah bikin penasaran.
ReplyDeleteAyo dipesan :)
DeleteWah saya jadi penasaran nih sama bukunya pengen punya :) Ini kalo di filmkan pasti bakalan banyak yang nonton nihh, banyak sekali hikmah yang di bisa di ambil dari buku ini.
ReplyDeleteBenar sekali. Sudah pesan ke penulisnya? :)
DeleteAda 3 macam, jadi kepingin baca juga bukunya
ReplyDeleteAYo dibeli semua. Ceritanya bersambung :)
Delete*Kak Irmaaaa, jangan lupa komisi buat saya, yah sudah promo di sini hihihi*
Maaf, meralat. Bukan 3 (tiga) macam. Tapi 3 cerita bersambung. Karena bila digabung jadi 1 seperti novel (di dunia komik ada istilah TPB/Trade Paper Back alias bundel, komiknya akan terlalu tebal dan pembaca akan cepat lelah membacanya. Maka dari itu dibagi menjadi 3 chapter cerita.
DeleteWah pasti sangan berkesan ya kalau bisa punya komik-komiknya. Pengen baca juga nih ...
ReplyDeleteIya benar :)
Deletewah kayaknya buku ini rekomended, memang kalau buku sejarah ditulis lurus-lurusan malah membosankan
ReplyDeleteBenar sekali. Andai dulu ada buku pelajaran sejarah berbentuk komik mungkin saya akan lebih suka sejarah. :)
DeleteDulu jaman saya SD banyak komik perjuangan kok, gak tahu sekarang kebanyakan komik Jepang yang dilirik oleh penerbit. Hehehee...
Delete