Wednesday, December 30, 2015

Suyoto Rais: dari Jepang untuk Indonesia (2)

Judul buku: Seindah Sakura di Langit Nusantara
Penulis: Suyoto Rais
Penerbit: Penebar Plus+ (Penebar Swadaya Group)
ISBN (10): 602-1279-24-7
ISBN (13): 978-602-1279-24-3
Penyunting: Chika Ananda
Tahun terbit: 2015
Ketebalan: 216 halaman
Dimensi: 24,7 cm x 17,5 cm

Kontribusi untuk Indonesia Sejak Berada di Perantauan


Hal menarik lainnya dari buku ini adalah semangat nasionalisme yang dimiliki Suyoto. Keinginannya untuk direkrut di Jepang dan kepemilikan atas KTP dan izin tinggal permanen di Jepang bukanlah tujuannya. Tujuan utamanya adalah untuk berkontribusi semaksimal mungkin untuk Indonesia. Mengenai hal ini bisa dibaca di bab terakhir, Demi Indonesia Aku Kembali (mulai halaman 151). Di bab ini ada kisah mengenai kegiatan-kegiatan sosial yang diinisiasi olehnya (halaman 154), usaha pusat produksi makanan halal Sariraya Co. Ltd. yang didirikannya bersama adiknya (halaman 155),  kepeduliannya mengenai teknologi mobnas (halaman 157 dan 161), dan kepeduliannya mengenai link and match pendidikan tinggi Teknik dan industri  (halaman 159 dan 163).



Keunggulan buku ini

Kekuatan autobiografi penggagas Forum Studi dan Informasi Global (Formasi – G) ini, selain dari hal-hal yang tersirat dari apa yang saya paparkan di atas, adalah:

Sangat detail dalam penyebutan angka.

Contohnya: dalam menyebutkan jumlah tunjangan rumah per tahun yang diberikan salah satu perusahaan yang ditempatinya bekerja (halaman 109), mencatat tanggal, bulan, dan tahun PHK (halaman 109), menyebutkan usia orang-orang penting yang ditemuinya – seperti atasannya (halaman 116 dan 130), menyebutkan nama lengkap orang-orang penting yang ditemuinya beserta posisinya di perusahaan dan orang-orang yang berjasa dalam kehidupannya (halaman 114, 116, 121, 145).

Mencatat hal-hal penting yang menyebabkannya diterima bekerja.

Contohnya pada halaman 116 – 117, saat diterima di Nidec dan pada halaman 130, saat diterima di Ichikoh. Para pencari kerja mesti belajar dari buku ini.

Mencatat kekhasan perusahaan-perusahaan yang ditemuinya.

Suyoto memaparkan dengan baik tentang bagaimana Nidec menerapkan falsafah dan mengukur kinerja pegawainya (halaman 123), serta mengapa Nidec bisa berkembang pesat (halaman 124). Ada pula pemaparan mengenai apa permasalahan perusahaan yang ditemuinya dan bagaimana mengatasinya (halaman 148). Nah, para manajer sebaiknya belajar dari sini.

Mencerminkan karakter Suyoto Rais yang patut ditiru

Sebagian sudah tersirat pada pemaparan di atas. Beberapa hal lainnya yang saya catat adalah: Suyoto mampu mempelajari karakter dan budaya orang-orang yang berinteraksi dengannya, termasuk mempelajari budaya perusahaan dan menyesuaikan diri dengannya (contohnya pada halaman 145).

Suyoto merupakan seseorang yang senantiasa memelihara jaringan pertemanan. Misalnya bisa dilihat dari mantan anak buah di Nidec  yang mencoba merekrutnya untuk bekerja di Nagai Plastic. Juga dari banyaknya testimoni yang bertebaran di dalam buku ini. Coba bayangkan, bukanlah hal yang mudah mengumpulkan begitu banyak testimoni, setelah meminta orang-orang itu membaca buku ini. Dari situ kita bisa baca kegigihan dan sifat perfeksionisnya.

Bertebaran quote yang bersumber dari perjalanan hidup.

Aneka kata-kata berhikmah dengan mudah bisa diperoleh dalam buku ini. Kata-kata itu bagaikan sari kehidupan yang sudah diperas oleh Suyoto dan dihidangkannya kepada pembaca. Pembaca tinggal menyesapi, merenungkannya dalam-dalam, dan mempraktikkannya. Semuanya sudah diaplikasikan dan dibuktikan sendiri oleh Suyoto.

Tentang Formasi–G (halaman 176).

Bersama beberapa kawan alumni Jepang-nya, Suyoto menggagas Formasi–G. Gagasan ini bermula dari keprihatinan melihat membanjirnya produk dari ASEAN, China, dan luar negeri lainnya. Negara kita mengalami defisit – berdasarkan data dari website Departemen Perdagangan, sejak tahun 2011 sehubungan dengan hal ini. Semakin tahun semakin besar. Pada tahun 2014 defisitnya sekira 10,8 miliar USD. Sementara itu MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan segera dimulai. Kalau tidak diperbaiki, kemungkinan defisit akan semakin membesar dan akan berpengaruh kepada kesejahteraan masyarakat. Untuk memperbaikinya, diperlukan banyak orang Indonesia yang bisa berpikir lebih obyektif di dalam melihat permasalahan dan mencarikan solusinya bersama-sama. Itulah tujuan inti dari Formasi-G. Formasi-G ini mendapat dukungan dari Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), dan MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia).

***

Wow, panjang sekali, ya ulasan saya mengenai buku ini. Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terbitnya buku ini, kepada penulisnya – Pak Suyoto Rais, dan kepada pemaparannya secara eksplisit mengenai 10 core skills yang dipunyainya beserta kesiapannya berkontribusi sebaik mungkin untuk Indonesia. Di halaman 176 dituliskan: 10 kemampuan utama tersebut memang mudah dijual di Jepang dan mungkin juga di luar negeri lainnya. Banyak industri manufaktur di sana yang memerlukannya untuk efisiensi aset produksi saat ini dan juga pengembangan ke depan. Karena itu, pilihan sebagai ekspatriat Jepang di Indonesia mungkin alternatif terbaikku saat ini. Tetapi aku ingin tetap membuka diri, kalau pengalaman dan keahlianku memang diperlukan untuk negeri ini, aku pun siap berbagi sebatas kemampuan yang ada.


Well, akhir kata, buku ini harus dibaca oleh mereka yang peduli kepada Indonesia dan pengembangan generasi muda kita.

Makassar, 31 Desember 2015

Selesai

3 comments: