Wednesday, January 20, 2016

Trilogi Komik Sang Patriot: Bakti Seorang Cucu pada Kakek, Nenek, dan Negaranya

Judul: Sang Patriot – Komik Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (1), Sang Patriot – Hijrahnya Si Damarwulan (2), Sang Patriot – Wingate Action (3)
Penulis: Irma Devita
Ilustrator: Aan Budi Sulistyo
Penerbit: Inti Dinamika Publishers
ISBN: 978-602-14969-1-6, 978-602-14969-3-0, 978-602-14969-4-7
Tahun terbit: 2015
Jenis komik: hitam-putih
Jumlah halaman rata-rata: 60 halaman
Ukuran luas halaman: 15 cm x 21 cm

Pada halaman 6 – 7 buku ke-2, terdapat percakapan antara Mas Roro Roekmini Sroedji (Rukmini) dengan suaminya Letkol (Inf) Mochammad Sroedji. Sroedji menceritakan kepada istrinya mengenai perjanjian gencatan senjata Renville yang dilakukan di atas kapal USS Renville pada tanggal 17 Januari 1948 antara Indonesia yang diwakili perdana menteri Amir Syarifuddin dan Belanda yang diwakili Abdul Kadir Wijoyoatmojo.



Rukmini selalu bisa mengimbangi topik percakapan suaminya, seorang pemimpin pasukan pejuang. Ia perempuan cerdas yang rela meninggalkan cita-cita besarnya menjadi seorang master in de rechten (ahli hukum) demi mendukung perjuangan suaminya.

Usai perbincangan dengan suaminya di sebuah rumah di Gurah, Kediri mengenai perjanjian Renville itu, ia harus merelakan suaminya pergi, memimpin pergerakan dari Besuki menuju Tulungagung, Kediri, Wlingi, Kepanjen, dan Blitar. Perintah atasan – Kolonel Sungkono (Panglima Divisi I Jawa Timur) untuk kepentingan negara, harus dijalankan meskipun persalinannya tinggal menghitung hari.

Trilogi komik Sang Patriot ini menghadirkan rasa mencekam, heroisme, dan romantisme saat membacanya. Sama seperti novelnya. Saya pernah membaca novel yang juga ditulis oleh penulis yang sama. Ulasannya bisa Anda baca di tulisan berjudul Mutiara di Kedalaman Hikmah Sang Patriot. Bedanya, trilogi komik Sang Patriot ini menampilkan visualisasi yang menguatkan penyajian cerita. Kisah pertempuran demi pertempuran, tindakan operasi yang dilakukan Letkol dr. RM. Soebandi, dan eksodus besar-besaran misalnya, jadi terlihat lebih hidup. Cocok menjadi bacaan segala usia.


Sroedji yang berani memiliki latar belakang sebagai lulusan HIS, Ambachtsleergang, dan sekolah pemberantasan malaria. Ia lahir di Bangkalan Madura dari keluarga pedagang. Kecerdasan yang dimilikinya membuatnya bisa mengenyam pendidikan di sekolah Belanda atas bantuan seorang kerabat. Sroedji adalah sosok pemimpin yang disegani kawan dan ditakuti lawan. Ia mengepalai ribuan pasukan dalam melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada era 1942 – 1949. Tujuannya satu: Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh.

Melalui trilogi komik Sang Patriot ini, membaca sejarah bisa jadi lebih asyik, sesuai dengan yang diharapkan penulisnya. Penulisnya: Irma Devita yang saya sapa Kak Irma ini memang mengharapkan banyak orang tertarik dan belajar sejarah melalui  penyajian yang menarik. Ibu satu anak yang juga berprofesi sebagai notaris ini sebelumnya telah menulis beberapa buku hukum praktis.

Buku ini, bisa dibilang keluar dari jalur hukum yang selama ini dipelajarinya. Kak Irma tak main-main dalam mengerjakannya. Ia mengumpulkan fakta sejarah mengenai perjuangan Sroedji, kakeknya.  Bagaimana perjuangan Kak Irma dalam mengumpulkan bahan untuk novel dan trilogi komik ini bisa dibaca dalam tulisan saya yang berjudul Perempuan Pewarna Sejarah (tulisan ini pernah dimuat di rubrik Opini, Harian Fajar).


Sekarang, Kak Irma bisa bernafas lega. Janji yang pernah diikrarkannya di dalam hati – bahwa ia akan menulis sejarah kakek dan neneknya telah terlunasi dengan sangat baik. Saat masih kanak-kanak, Kak Irma pernah “berjanji” kepada neneknya untuk menuliskan kisah heroik dan romantisme kakek dan neneknya ke dalam sebuah buku. Kini, bukan hanya satu buku. Kak Irma telah menyelesaikan 4 buku sebagai baktinya. Bakti kepada kakek, nenek, dan sekaligus kepada bangsanya.

Salut buat Kak Irma. Semoga semua ini bernilai ibadah di sisi Allah, ya, Kak. Dan semoga segala urusan terkait penetapan kakek Sroedji sebagai pahlawan nasional bisa lancar dan beliau bisa ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai pahlawan nasional dalam tahun ini. Mudah-mudahan trilogi komik Sang Patriot ini bisa menjadi penunjang mata pelajaran muatan lokal di Jember. Dan ... saya sangat berharap ada produser yang mau memproduksi film Sang Patriot. Pasti keren, deh kalau trilogi ini difilmkan. Barakallahu, Kakak cantik, semoga sehat selalu, senantiasa bahagia, dan terus berkarya.

Makassar, 21 Januari 2016



Bagaimana mendapatkan trilogi komik ini? Waktu saya tanyakan, Kak Irma bilang: ‘Silakan kirim e-mail ke sangpatriot1945@yahoo.com”.

29 comments:

  1. Wah semoga segera di sunting sama sineas perfileman. Saya turut mendoakan biar bisa ikut nonton filmnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak Windah. Saya saja suka mengkhayalkan kalau Sang Patriot ini jadi film ... wuiih pasti keren sekali.

      Delete
  2. wah jadi pengen baca. ini belinya bisa di gramed kah mas ?
    seru kali ya baca novel tentang perjuangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru. Yang ini komik. Novelnya bisa juga dipesan di penulisnya: ada di baris paling bawah dari tulisan di atas: ‘Silakan kirim e-mail ke sangpatriot1945@yahoo.com”.

      Delete
    2. Oh sistimnya pre order gitu ya ka ? waaah maap aku salah panggil ya

      Delete
    3. Hihi gpp, sudah banyak yang salah panggil.
      Iya, mesti pesan dulu.

      Delete
  3. Wah keren ya mbak...semoga saja ada produser film yang tertarik, jadi bisa tayang deh, hehee...

    ReplyDelete
  4. Wah keren ya mbak...semoga saja ada produser film yang tertarik, jadi bisa tayang deh, hehee...

    ReplyDelete
  5. saya baru tahu mba Niar punya blog ttg resensi buku :)
    membaca sejarah lewat komik pastinya memang lebih mengasyikan ya, anak2 juga pasti suka :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ceritanya saya pengen serius meresensi buku, Mbak Santi. Kenyataannya malah jarang diisi hehehe.

      Delete
  6. Wah bakalan seru tuh kayanya, kalau dilihat dari sampulnya sudah bikin penasaran.

    ReplyDelete
  7. Wah saya jadi penasaran nih sama bukunya pengen punya :) Ini kalo di filmkan pasti bakalan banyak yang nonton nihh, banyak sekali hikmah yang di bisa di ambil dari buku ini.

    ReplyDelete
  8. Ada 3 macam, jadi kepingin baca juga bukunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. AYo dibeli semua. Ceritanya bersambung :)

      *Kak Irmaaaa, jangan lupa komisi buat saya, yah sudah promo di sini hihihi*

      Delete
    2. Maaf, meralat. Bukan 3 (tiga) macam. Tapi 3 cerita bersambung. Karena bila digabung jadi 1 seperti novel (di dunia komik ada istilah TPB/Trade Paper Back alias bundel, komiknya akan terlalu tebal dan pembaca akan cepat lelah membacanya. Maka dari itu dibagi menjadi 3 chapter cerita.

      Delete
  9. Wah pasti sangan berkesan ya kalau bisa punya komik-komiknya. Pengen baca juga nih ...

    ReplyDelete
  10. wah kayaknya buku ini rekomended, memang kalau buku sejarah ditulis lurus-lurusan malah membosankan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali. Andai dulu ada buku pelajaran sejarah berbentuk komik mungkin saya akan lebih suka sejarah. :)

      Delete
    2. Dulu jaman saya SD banyak komik perjuangan kok, gak tahu sekarang kebanyakan komik Jepang yang dilirik oleh penerbit. Hehehee...

      Delete