Andespin, Giat Inisiasi Konservasi dari Nagari Sungai Pinang – Urusan konservasi alam merupakan hal yang urgent di zaman now. Salah satu cara yang dipikirkan adalah memberikan pemahaman kepada anak-anak melalui buku cerita. A Snapper Tale adalah sebuah buku anak berbahasa Inggris yang ditulis oleh Elle Wibisono dengan tujuan agar pengetahuan akan konservasi dan perikanan dapat diasah sedini mungkin. Dengan demikian anak memiliki kesadaran tentang pelestarian lingkungan agar terbentuk generasi penerus yang lebih baik[1].
Menanamkan hal positif seperti konsevasi alam pada umumnya dan konservasi laut pada khususnya kepada anak memang sebaiknya dilakukan dengan cara menyenangkan, salah satunya adalah melalui cerita. Buku A Snapper Tale ini merupakan buku bergambar dengan banyak gambar menarik yang colorful sehingga mudah memancing minat anak untuk memperhatikan, berimajinasi, memahami, dan kelak mempraktikkannya.
Penjaga Laut
Pesisir Selatan Sumatera Barat
Sejalan dengan pemberian
pemahaman melalui buku, seorang pemuda bernama David Hidayat si Penjaga Laut dari
Pesisir Selatan memprakarsai terbentuknya ANDESPIN Dee West Sumatra. ANDESPIN adalah singkatan dari “Anak Desa Sungai Pinang”. Upayanya adalah memotivasi
warga lokal untuk menanam kembali terumbu karang, mangrove, menangkar penyu, membudidayakan rumput laut, dan memberikan literasi kelautan bagi anak-anak.
Desa Sungai Pinang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan
Sumatera Barat. Wilayah ini juga dikenal sebagai “Raja Ampatnya Sumatera Barat” karena
keindahannya dan juga dikenal sebagai kampung nelayan yang masih menggunakan biduak
sebagai bagian dari tradisi nelayan di kampung itu. Biduak adalah perahu
kecil yang digunakan nelayan untuk menebar jaring (pukek) di laut.
Bergiat sejak 2014,
cakupan wilayah yang sudah dikonservasi atas inisiasi David mencapai 70% dari
target. Masyarakat setempat mulai mendapatkan manfaat dari program ini,
misalnya, dapat kembali mencari kepiting bakau. Pada tahun 2020 David mulai mencoba mengembangkan usaha
batik dan kopi mangrove yang digerakaan oleh warga masyarakat.
David Hidayat. Sumber: kompas.id. |
Sebelumnya, semasa
mahasiswa David bergabung dengan klub selam di kampusnya, Universitas Bung
Hatta. Hobi menyelamnya berlanjut dengan kegiatan penyelamatan terumbu
karang bersama para pemuda Andespin.
David bersama
kawan-kawannya menjaga kelestarian lingkungan, di antaranya dengan menanam
kembali terumbu karang di lahan kritis. Jika kegiatan yang dilakukan membutuhkan
banyak tenaga, Adespin melibatkan warga sekitar, termasuk ibu-ibu. Dari setiap
kegiatanyang melibatkan warga juga memberikan manfaat positif berupa
penghasilan pada warga, semisal untk penanaman bakau, warga yang mempersiapkan
bibitnya.
Atas segala upaya konservasi laut dan pemberdayaan ekonomi masyarakat
pesisir, sarjana
perikanan ini menerima Satu Indonesia Awards kategori lingkungan pada tahun 2022. Awalnya, Andespin
melakukan penanaman hanya pada lokasi yang disukai namun sejak tahun 2019 sudah
punya ketetapan lokasi konservasi melalui BPSPL (Balai Pengelolaan Sumber Daya
Pesisir dan Laut) Padang dan juga Kementerian Kelautan menyatakan lokasi untuk
dijadikan kawasan konservasi sehingga setiap kegiatannya hingga sekarang
terfokus di lokasi yang telah ditetapkan.
Untuk pembibitan mangrove, David punya 2 tujuan. Pertama, melihat kondisi lingkungan sangat memprihatinkan. “Terutama, bagian laut seperti terumbu karang, mangrove dan banyaknya sampah hanyut di laut,” katanya. Kedua, mengatasi abrasi pantai yang menciptakan sumber rantai makanan biota-biota yang hidup di sekitar hutan mangrove. Menurut David, ancaman abrasi sangat nyata. Rumahnya di bibir pantai hampir terkena. Tujuh meter tanah pantai amblas dari pinggir laut sampai ke 10 meter di seberang pekarangan rumahnya[2].
Ibu-ibu dilibatkan dalam pembibitan mangrove di Desa Sungai Pinang. Sumber gambar: akun IG @andespindeepwestsumatera. |
Untuk terumbu karang ada
sekitar 4 hektar yang sudah dipetakan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan
yang rutin di-monitoring. Misalnya setelah menanam terumbu karang, sekali
sebulan gitu melakukan perawatan selama 6 bulan berturut-turut. Lalu melakukan
pengecekan pendataan luas terumbu karang untuk mengetahui di mana lokasi yang
memang mengalami kerusakan sehingga bisa melakukan perbaikan di situ.
Selain itu Andespin sempat
mengembangkan batik mangrove, kopi mangrove, dan budi daya rumput
laut. Batik yang ditulis memanfaatkan potensi bahan pewarna dari hutan bakau. Motif
yang dibuat berkenaan dengan ekosistem laut seperti ikan, penyu, dan terumbu
karang.
Warga Nagari Sungai Pinang
yang tergabung dalam Andespin juga berhasil mengembangkan kopi mangrove
yang berbahan utama buah dari tanaman dengan nama lokal BAKAU ini. Jenis yang
dikembangkan adalah Rhizopora stylosa yang banyak ditemui di sana.
Kabar David
dan Andespin Setelah Satu Tahun
David Hidayat, penerima SIA 2022. Sumber gambar: akun IG @andespindeepwestsumatera |
Bukan hanya upaya konservasi,
awalnya untuk anak-anak ada rumah literasi yang menjadi edukasi agar anak-anak
di sana melek terhadap pentingnya melestarikan alam agar kelak nantinya mereka bisa
menjadi bagian dari upaya tersebut. Sayangnya budi daya rumput laut mengalami
kendala karena menjadi makanan penyu sementara para penyu juga butuh makanan
untuk kelangsungan hidup mereka.
Namun demikian, adanya sejumlah keterbatasan membuat batik, kopi, dan kegiatan literasi untuk anak-anak belum dilanjutkan saat ini. Kegiatan hanya berfokus pada terumbu karang dan mangrove. Budi daya mangrove yang dilakukan melibatkan masyarakat. Demikian informasi yang saya peroleh dari Bang David Hidayat melalui pesan WhatsApp baru-baru ini.
Batik dan kopi mangrove sedang tidak aktif dulu. Kalau rumput laut, ada masyarakat yang sudah mulai kembali tapi hasil panen belum ada karena beberapa faktor – banyaknya penyu dan musim badai. Sekarang kegiatan kami fokus dulu ke terumbu karang dan mangrove [David Hidayat, 28-29 September 2023].
Tentunya tidak mudah
mengelola konservasi alam yang berkelanjutan sebagaimana yang dilakukan Bang
David Hidayat ini. Kegigihannya dalam melestarikan terumbu karang dan bakau
menjadi pondasi yang kokoh bagi kelangsungan anak-cucu di masa datang.
Adapun beberapa aktivitas
yang sedang terhenti, pastinya membutuhkan energi yang besar jika ingin
dilaksanakan lagi. Seperti pengembangan batik mangrove dan kopi mangrove,
untuk menjadikannya sumber mata pencarian warga setempat pasti membutuhkan
kestabilan dan luasan yang tak main-main besarnya. Semoga saja kelak ditemukan
jalan keluar jika kedua hal ini akan dilanjutkan lagi.
Satu hal yang saya yakini,
Bang David dan Andespin sudah memberikan teladan yang signifikan bari warga
setempat untuk lebih mencintai dan mengelola alam untuk kepentingan bersama. Bagi
anak-anak setempat, edukasi melalui tindakan nyata akan meninggalkan kenangan
dan teladan baik yang mudah ditiru oleh mereka sebagai pemegang tongkat estafet
keberlajutan. David dan Andespin bahkan menjadi teladan bagi semua orang karena
sudah menjadi salah satu penerima Satu Indonesia Awards tahun 2022, sebuah
ajang bergengsi dan inspiratif di negeri ini.
Ibu-ibu mengurus bibit mangrove. Sumber: gambar IG @andespindeepwestsumatera |
Referensi lain:
- https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/2023/assets/files/Data_Penerima_SIA-2022.pdf
- https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penjaga-laut-dari-pesisir-selatan/
- https://www.kompas.tv/video/386892/kisah-inspiratif-david-hidayat-penerima-apresiasi-satu-indonesia-awards-ke-13-tahun-2022
- https://www.radioidola.com/2022/mengenal-david-hidayat-pegiat-lingkungan-dari-sumatera-barat-dan-peraih-satu-indonesia-award-2022/
- https://www.youtube.com/watch?v=phSWCtwH0Nk
- https://langgam.id/uniknya-motif-batik-mangrove-buatan-warga-sungai-pinang-pessel/
- https://www.suararantau.com/tidak-hanya-batik-warga-nagari-sungai-pinang-juga-berhasil-kembangkan-kopi-mangrove/
[1] https://www.ibupedia.com/artikel/rekomendasi/buku-anak-a-snapper-tale-kenalkan-konservasi-alam-dan-lautan-pada-si-kecil
[2] https://www.mongabay.co.id/2020/12/11/upaya-komunitas-andespin-pulihkan-mangrove-di-sumatera-barat/
No comments:
Post a Comment